Koneksi Antar Materi Modul 2.3 ( Coaching untuk Supervisi Akademik)

 


KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3

COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

Oleh: Muh. Minan, M.Pd

 

Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?

 

Peran Guru Sebagai Coach di Sekolah.

 

          Diera sekarang ini guru dituntut harus profesional, disitulah  guru harus mampu bertindak sebagai coach yang melakukan coaching bagi murid dengan tujuan agar murid mendapatkan pembinaan, pendampingan, dan penguatan secara bertahap mencapai tujuan belajarnya secara maksimal sesuai kesepakatan di awal pembelajaran.

Peran Guru sebagai coaching hendaknya tidak mengajarkan atau menginstruksikan sesuatu, tidak juga memberikan saran atau solusi secara langsung. Guru membantu peserta untuk belajar dan bertumbuh. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengajukan pertanyaan. Tentu saja bukan sembarang pertanyaan. Namun pertanyaan-pertanyaan yang dapat memicu kesadaran diri dan memprovokasi tindakan kreatif, menciptakan suasana nyaman dan rasa percaya untuk memberikan kebebasan dan kemerdekaan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif untuk menjadi murid kuat secara kodrati, dengan demikian diharapkan guru dapat menuntun peserta didik untuk menemukan solusi di setiap permasalahan dan meraih prestasi terbaik dengan kekuatan yang dimilikinya.

Bagaimanapun juga  murid masih membutuhkan dukungan dalam menghadapi kesulitan belajar. Dalam kegiatan coaching tentunya bukan hanya antara saya dengan murid, tetapi juga bisa dengan siapapun. Dalam hal coaching ini peran saya dapat saya diskripsikan sebagai berikut :

1)    Menjadwalkan pertemuan.

2)    Menyiapkan tempat yang kondusif agar pertemuan bersama coachee berlangsung dengan terarah. Saya mencari area yang nyaman didalam maupun dapat juga di luar ruangan terhindar dari keramaian, biasanya saya di ruang BK atau sesuai kesepakan dengan coachee.

3)    Menjalin komunikasi yang baik dengan coachee saat mencoba memberi dukungan kepada coachee. Disinalah saya belajar menerapkan teori-teori komunikasi yang saya dapatkan.

4)    Menerapkan tahapan TIRTA yaitu:

a)    Tetapkan tujuan dari coaching.

b)    Identifikasi masalah dan solusi serta konsekuensi.

c)    Rencana aksi dan umpan balik pada kegagalan rencana.

d)    Membuat komitmen. 

          Saya berharap saya bisa menjadi coach yang mahir. Dengan coaching kepada murid aktivitas pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan, dan murid mudah dalam belajar. Selain itu layanan coaching bagi coachee di sekolah dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yaitu Beriman Bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, Kreatif, Bergotong royong, Bernalar kritis, Berkebinekaan Global, dan Mandiri.

 

Konektivitas Coaching dengan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Sosial Emosional.

Sistem Among yang dianut Ki Hajar Dewantara menjadikan guru dalam perannya bukan satu-satunya sumber pengetahuan melainkan sebagai mitra peserta didik untuk melejitkan kodrat dan irodat yang mereka miliki, apa yang dilakukan?, salah satunya adalah mengintegrasikan pembelajaran berdifrensiasi kedalam pembelajaran, dimana pembelajaran harus disesuaikan dengan minat, profil dan kesiapan belajar, sehingga pembelajaran dapat mengakomodir kebutuhan individu peserta didik, dalam hal ini "KHD mengibaratkan bahwa guru adalah petani, dan peserta didik adalah tanaman dan setiap individu peserta didik adalah tanaman yang berbeda, jika tanaman padi membutuhkan banyak air, tentu akan berbeda perlakuan terhadap tanaman jagung yang justeru membutuhkan tempat yang kering untuk tumbuh dengan baik".

Selain itu pendekatan Sosial dan Emosional dalam praktek coaching juga sangat diperlukan, Melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif yang diberikan guru, peserta didik akan menemukan kedewasaan dalam proses berfikir melalui kesadaran dan pengelolaan diri, sadar akan kekuatan dan kelemahan yang dimilkinya, mengambil prespektif dari berbagai sudut pandang sehingga sesuatu yang menjadi keputusannya telah didasarkan pada pertimbangan etika, norma sosial dan keselamatan.

 

Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin  pembelajaran?

 

Coaching merupakan proses kolaborasi yang fokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi dari sang coachee. Coaching merupakan salah satu metode yang efektif untuk diterapkan dalam bidang pendidikan yang prosesnya berpusat pada siswa. Dengan metode ini, pendidik dapat mendorong peserta didik untuk menerapkan kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kreatif, Dalam coaching ada proses menuntun yang dilakukan guru sebagai coach kepada murid sebagai coachee untuk menenemukan kekuatan kodrat dan potensinya untuk bisa hidup sesuai tuntutan alam dan zaman

 

Hal ini sejalan dengan pemikiran sang Maestro Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara (KHD) dimana menurutnya pendidikan itu adalah ada proses menuntun yang dilakukan guru untuk mengubah prilaku murid sehingga dapat hidup sesuai kodratnya baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat.

Keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi diri sebagai seorang pemimpin pembelajar adalah sangat berkaitan atau berhubungan erat. Dalam keterampilan coaching yang diawali dengan paradigma berpikir coaching, prinsip-prinsip dalam melakukan coaching, dan pelaksanaan coaching yang mengunakan alur TIRTA semua bertujuan untuk memberdayakan. Hal ini sesuai dengan konsep coaching yakni sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatanatas performa kerja,   hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee.

Sebagai seorang pemimpin pembelajar untuk mengembangkan kompetensi dirinya maka keterampilan coaching sangat perlu untuk dimiliki dan diterapkan. Keterampilan coaching yang diawali dengan paradigma berpikir coaching diantaranya paradigma tersebut adalah: fokus pada coachee, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat, mampu melihat peluang baru dan masa depan.

Komentar

Postingan Populer