2.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.1 (Pembelajaran Berdiferensiasi)
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Oleh:
Muh. Minan, M.Pd
Pembelajaran
berdiferensiasi adalah adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar
murid. Masing-masing murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda, mulai dari
potensi dirinya, gaya belajarnya maupun keunikan dirinya, sehingga diharapkan
guru mampu menjadi fasilitator untuk dapat membimbing murid dalam menggali
potensi dirinya masing-masing melalui pembelajaran berdiferensiasi. Dalam
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang
humanis, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan
memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun
pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar,
akan tetapi pembelajaran berdiferensiasi ini lebih mengedapankan nilai
kemanusiaan agar semua murid merasakan kenyamanan dalam belajar sesuai dengan
kebutuhan belajarnya.
Ciri-ciri
atau kerekteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain; lingkungan belajar
mendukung murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang
didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi
atau merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.
Dasar pemetaan kebutuhan belajar murid dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi meliputi tiga hal, yaitu:
1. Kesiapan Belajar Murid
Sebelum mempelajari materi atau topik, guru perlu memetakan kebutuhan murid. Dalam hal ini, guru harus mendiagnosa kesiapan belajar murid. Misalnya, pada diferensiasi konten, ada murid yang sudah siap mempelajari materi yang di dalamnya terdapat masalah berupa tantangan atau kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Ada juga murid yang mungkin masih perlu mempelajari hal-hal yang mendasar dalam memahami materi. Tentunya, perbedaan kognitif dari murid membantu guru untuk mempersiapkan bahan ajar, cara atau strategi yang dapat mengakomodir kebutuhan tersebut dalam pembelajaran. Jumlah bantuan atau dukungan yang diberikan guru kepada murid menyesuaikan dengan tingkat kesiapan belajar murid itu sendiri.
2. Minat Belajar Murid
Hal lain yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru perlu memetakan murid berdasarkan minat belajarnya. Sebagai contoh, ada murid yang senang belajar seni, olah raga, sains atau bidang-bidang tertentu. Dalam hal ini, guru harus siap untuk memfasilitasi kebutuhan murid tersebut. Guru dapat memberikan pilihan kepada muridnya untuk belajar sesuai dengan minatnya, misalnya dalam menghasilkan produk. Dalam diferensiasi produk, murid menghasilkan produk sebagai bentuk pencapaian tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan minat belajar murid masing-masing. Murid diberikan kebebasan dalam belajar. Murid bebas menghasilkan produk baik berupa teks atau tulisan seperti artikel, narasi, karangan atau bentuk produk lain yang sesuai minat belajarnya seperti audio, video, poster, mind mapping dan lainnya baik secara individu maupun secara berkelompok selama produk tersebut merujuk pada indikator atau standarisasi minimum penilaian.
3. Profil Belajar Murid
Pemetaan
kebutuhan murid berdasarkan profil belajar murid lebih kepada bagaimana murid
belajar sesuai dengan gaya belajarnya yang beragam atau bervariasi. Misalnya
pada diferensiasi proses, untuk murid yang memiliki gaya belajar visual maka
pada proses pembelajaran guru dapat memberikan materi dengan menggunakan media
berupa gambar-gambar, tampilan slide power point, grafik dan
sebagainya yang membantu murid dalam belajar dan mengaitkan konsep satu dengan
yang lainnya sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Demikian pula, untuk murid
yang memiliki gaya belajar auditori maka guru dapat memberikan materi
menggunakan atau diiringi dengan musik.
Dengan
ketiga dasar pemetaan tersebut, guru akan mampu merancang pembelajaran berdiferensiasi
dengan baik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai, yaitu mampu mengakomodir
segala perbedaan dari murid, apa yang dibutuhkan oleh murid dalam belajar dan
apa yang dapat dilakukan oleh murid terhadap pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya serta bagaimana guru dapat merespon seluruh kebutuhan belajar murid
yang berbeda tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti bahwa guru
harus melakukan kegiatan yang berbeda dalam membuat perencanaan pembelajaran
atau menyusun beberapa perencanaan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan.
Namun, dalam melakukan praktek pembelajaran berdiferensiasi tentunya harus
dilakukan secara efektif dan efisien, mempertimbangkan moda, usaha dan waktu
yang digunakan.
Melaksanakan
pembelajaran berdiferensiasi dengan efektif dan efisien juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Sebagai guru, tentu memiliki peran yang sangat penting dalam
menciptakan atmosfer lingkungan belajar yang memungkinkan murid untuk berada
dalam kondisi jauh dari rasa takut, berani dan tampil percaya diri dalam
mengungkapkan ide atau pendapat, senang dalam berkolaborasi, berpartisipasi
aktif dalam diskusi, menyukai tantangan atau hal-hal baru sehingga murid
mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Dalam hal ini, berbagai
pendekatan dilakukan oleh guru terhadap konten, proses dan produk dalam
pembelajaran berdiferensiasi untuk menumbuhkan motivasi murid agar menjadi
pembelajar sepanjang hayat. Demikian pula, umpan balik, evaluasi dan refleksi
secara kontinyu juga terus dilakukan agar guru pun menjadi pembelajar sepanjang
hayat. Jika pembelajaran berdiferensiasi ini dilakukan dengan efektif dan
efisien maka semua murid akan merasa aman dan nyaman dalam belajar serta
pemenuhan kebutuhan murid dapat terwujud, tidak akan ada murid yang merasa
diistimewakan atau sebaliknya. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi ini
juga akan memberikan kemudahan bagi guru dalam memetakan dan mengakomodir
seluruh kebutuhan murid untuk mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan
dan perubahan zaman yang selalu berubah.
Lebih mudahnya, untuk mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi, guru harus mampu melakukan 3 M, yaitu:
- Mengetahui kebutuhan belajar murid, yaitu dengan mengidentifikasi kesiapan belajar, minat dan profil belajarnya.
- Menyusun strategi pembelajaran berdiferensiasi yang memuat tiga aspek yaitu: konten, proses dan produk.
- Melakukan penilaian yang tepat, yaitu: Asssesment Diagnostik, Assessment For Learning, Assessment Of Learning.
Komentar
Posting Komentar