Oleh: Muh. Minan, M.Pd
PEDOMAN PENILAIAN PRAKTIKUM:
A. A. Mengenal Praktikum di SDN Kedaung Kaliangke 01 Pagi
Di SDN Kedaung Kaliangke 01 Pagi setiap Jum’at pagi diadakan pembiasaan peribadatan, dimana anak-anak dibiasakan untuk wudhu, solat duha bersama, tadarus dan melakukan penampilan. Hal ini agar membiasakan siswa-siswi SDN Kedaung Kaliangke 01 Pagi lebih relegius dan ta’at dalam beribadh, selain diadakan pembiasaan peribadatan dihari Jum’at, SDN Kedaung Kaliangke 01 Pagi juga mengadakan Praktikum pengamalan ibadah setiap akhir semester. Praktikum pengamalan ibadah adalah praktikum diselenggarakan untuk penguatan spirituality, yaitu meningkatkan sikap, pemahaman, ketrampilan dan pengamalan siswa-siswi tentang amal-amalan ibadah. Materi Pengamalan Ibadah yaitu:
- Praktik Wudhu
- Praktik Sholat
- Monitoring Solat Tarawih
- Praktik Membaca dan Menghafal Al-Qur’an
- Praktik Bercerita
B. Peserta Praktikum
Semua Praktikum ini harus dilakukan oleh siswa-siswi mulai dari kelas 1 hingga kelas sesuai dengan materi tingkatan kelasnya. Terkhusus praktikum ini dilakukan oleh siswa-siswi kelas 6 sebagai syarat ujian praktik.
MATERI BACAAN:
Nabi Ibrahim a.s lahir di Babilonia (sekarang Irak). Ayahnya
bernama Azar bin Nahur. Kala itu, Babilonia dipimpin oleh
seorang raja yang sangat zalim, yaitu Namrud bin Kan’an bin
Kush. Babilonia adalah negeri yang kaya. Rakyatnya hidup
makmur, tetapi mereka tidak mengenal Allah Swt. Penduduk
Babilonia justru menyembah patung. Lucunya, patung-patung itu dibuat oleh mereka sendiri.
Nabi Ibrahim a.s memiliki anak bernama Ismail dan Ishaq.
Antara Ismail dan Ishaq berbeda ibu, tetapi ayahnya tetap
Ibrahim. Ibunda Ismail bernama Hajar dan Ibunda Ishaq
bernama Sarah.
Menurut riwayat, keturunan Nabi Ishaq a.s menurunkan
Nabi Musa a.s. dan dari keturunan Nabi Ismail a.s.
menurunkan Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, Nabi
Ibrahim a.s. dikenal sebagai Bapak Para Nabi.
Ibrahim sejak kecil hidup di lingkungan yang penuh
kemusyrikan dan kekufuran. Beliau dibesarkan oleh
seorang ayah yang tidak seiman dengannya. Ayah Ibrahim
ahli dalam memahat patung. Patung-patung ini dijual
kepada penduduk Babilonia. Patung-patung itulah yang
kemudian dijadikan sesembahan.
Ayah Ibrahim menyuruh Ibrahim untuk menjual patungpatung itu. Namun, berkat bimbingan Allah Swt., Ibrahim
dengan halus menolak perintah ayahnya. Menurut Ibrahim,
kebiasaan penduduk Babilonia, termasuk ayahnya sendiri
keliru.
Satu-satunya cara menyadarkan penduduk Babilonia
kembali ke jalan yang benar adalah menyadarkan atas
kelemahan patung sebagai sesembahan. Hanya Allah Swt.
Yang Maha Esa dan Mahakuasa yang berhak disembah. Dialah pencipta alam semesta beserta isinya. Patungpatung itu tidak dapat membela dirinya sendiri, apalagi
membela kawannya.
Masyarakat Babilonia sudah lama sebagai penyembah
bintang-bintang dan patung-patung. Ibrahim terus
berusaha mencari kebenaran agama yang dianut oleh
keluarganya.
Ketika malam telah gelap, Ibrahim menyaksikan sebuah
bintang. Dia sempat berpikir bahwa bintang itu Tuhannya,
tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata, "Saya
tidak suka kepada yang tenggelam."
Kemudian, tatkala dia melihat bulan terbit, dia berkata,
"Inilah Tuhanku." Setelah bulan itu terbenam, dia berkata,
"Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk
kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat."
Kemudian, tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata,
"Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar." Tatkala matahari
itu terbenam, dia berkata, "Hai kaumku, sesungguhnya
aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan."
"Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb
yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung
kepada agama yang benar dan aku bukanlah termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan."
Inilah yang dianugerahkan Allah Swt. kepada Nabi Ibrahim
a.s. dalam menolak agama yang dipercayai kaumnya
serta menerima Tuhan yang sebenarnya.
Dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 260, dijelaskan
bahwa Nabi Ibrahim a.s. berdoa kepada Allah Swt.
memohon supaya diperkenankan melihat kekuasaan-Nya.
﴿وَإِذۡ قَالَ
إِبۡرَٰهِيْمُ رَبِّ أَرِنِي كَيۡفَ تُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰۖ قَالَ أَوَ لَمۡ تُؤۡمِنۖ
تُؤۡمِنۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِن لِّيَطۡمَئِنَّ قَلۡبِيۖ قَالَ فَخُذۡ أَرۡبَعَةٗ
مِّنَ ٱلطَّيۡرِ فَصُرۡهُنَّ إِلَيۡكَ ثُمَّ ٱجۡعَلۡ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٖ
مِّنۡهُنَّ جُزۡءٗا ثُمَّ ٱدۡعُهُنَّ يَأۡتِينَكَ سَعۡيٗاۚ وَٱعۡلَمۡ أَنَّ
ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ ٢٦٠﴾
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya
Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang
mati". Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu?" Ibrahim menjawab:
"Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan
imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung,
lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas
tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah
mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Demikian
suatu hari Nabi Ibrahim a.s. berdoa agarAllah memperlihatkan kepadanya bagaimana Allah menghidupkan makhluk yang sudah mati. Keinginan itu
dikabulkan. Kemudian, Allah Swt. menyuruh Nabi Ibrahim
a.s. menangkap empat ekor burung. Setiap burung diberi
tanda. Selanjutnya, burung itu dicincang.
Bagian-bagiannya dicampur satu sama lain. Potongan
tubuh keempat burung itu dibawa. Lalu, diletakkan di
puncak empat buah bukit. Keempat bukit itu letaknya
berjauhan satu sama lain.
Kemudian, Allah Swt. memerintahkan kepada Nabi
Ibrahim a.s. memanggil burung-burung itu. Dengan izin
Allah Swt., burung-burung itu hidup kembali. Semuanya
utuh seperti sediakala.
Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Tak ada yang
sanggup menghalangi kehendak-Nya. Hanya dengan kata
kun (jadilah), hal yang dikehendaki-Nya pasti terbukti.
Allah Mahakuasa, menghidupkan yang mati sangatlah
mudah bagi-Nya. Nabi Ibrahim a.s. telah melihatnya
sendiri. Hatinya makin mantap, keyakinannya makin kuat,
keimanannya makin hebat.
Azar tidak hanya pembuat patung, tetapi ia juga
menyembah patung. Sebelum berdakwah kepada
penduduk Babilonia, Nabi Ibrahim a.s. harus menyadarkan
dulu ayahnya. Berdakwah kepada ayahnya tidaklah mudah
karena ayahnya tetap bersikukuh dengan keyakinannya.
Usaha Nabi Ibrahim a.s. sudah maksimal, Allah Swt. yang
menentukan. Sebagai anak, Nabi Ibrahim a.s. sangat
ingin menyelamatkan ayahnya. Sikap ayahnya yang
menolak ajaran Allah Swt. tidak membuat Nabi Ibrahim
a.s. larut dalam kesedihan. Sikapnya tetap teguh untuk
menyebarkan pesan-pesan Allah Swt.
Disaat itu, babilonia dipimpin oleh Raja Namrud, Ia memerintah dengan kejam. Semua orang
harus taat, tidak boleh melawannya. Jika ada yang berani
melawan, nyawa taruhannya. Rakyat hidup bagaikan
budak. Keadaan itu tidak membuat Namrud puas. Ia
merasa dirinya layak disembah. Ia ingin dipertuhankan.
Ia berpikir, rakyat pasti mau menyembahnya. Patung-patung yang tak bernyawa saja disembah, apalagi raja
yang sangat berkuasa.
Nabi Ibrahim a.s. berdakwah tak kenal lelah, tetapi
penduduk Babilonia menolak keras. Mereka tetap
pada keyakinannya menyembah patung-patung yang
mereka buat sendiri. Namun, Nabi Ibrahim a.s. tidak
kehilangan akal. Ada rencana lain, barangkali penduduk
Babilonia memerlukan bukti. Orang-orang Babilonia
mempunyai suatu tradisi, yaitu setiap tahun mereka pergi
meninggalkan negerinya.
Sewaktu Raja Namrud dan kaumnya meninggalkan negeri,
kampung mereka ditinggalkan kosong. Kesempatan itu
dipergunakan Nabi Ibrahim a.s. untuk menghancurkan
patung-patung Raja Namrud dan kaumnya. Dengan
kapak yang telah dipersiapkan, mulailah Nabi Ibrahim
a.s. menghancurkan patung-patung itu satu per satu.
Hanya satu patung yang paling besar tidak dihancurkan.
Lalu, kapak yang dipergunakan menghancurkan patungpatung itu dikalungkan di leher patung yang paling besar
tadi.
Ketika Raja Namrud dan kaumnya datang ke pusat
pemujaan, betapa terkejutnya mereka semua karena
patung-patung sembahan mereka hancur. Maka, tak pelak
lagi, Ibrahimlah yang dituduh. Nabi Ibrahim a.s. akhirnya
dipanggil dan diadili. Raja Namrud bertanya kepada Nabi Ibrahim a.s., “Apakah kamu yang menghancurkan patungpatung sesembahan kami?”
“Aku pikir barangkali berhala besar itulah yang
melakukannya. Bukankah kapak yang ada di lehernya
yang membuktikan perbuatannya?” kata Ibrahim.
“Mana mungkin berhala bisa berbuat seperti itu!” kata
Namrud.
“Kalau begitu mengapa engkau sembah patung yang
tidak bisa berbuat apa-apa?” kata Ibrahim.
Mendengar pernyataan Nabi Ibrahim a.s. itu, orang-orang
yang menyaksikan banyak yang sadar. Selama ini mereka
telah menyembah patung-patung yang tidak bisa berbuat
apa-apa. Tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, tidak
bisa bicara. Melihat keadaan demikian Raja Namrud
makin murka.
Raja Namrud akhirnya memutuskan bahwa Nabi Ibrahim
a.s. harus dibunuh dengan cara dibakar hidup-hidup.
Setelah kayu bakar dikumpulkan, Nabi Ibrahim a.s. diikat
dan dilempar dengan alat pelontar yang membara. Api
menjalar mendekati Nabi Ibrahim a.s. akan tetapi, ia tetap
tenang. Hatinya bertawakal. Ia yakin Allah Swt. tak akan
membiarkannya. Allah Swt. pasti menolong orang yang
berjuang di jalan-Nya.
Ketika api menyala makin besar, Raja Namrud dan
pengikutnya tertawa riang. Mereka menyangka bahwa
Ibrahim telah hancur menjadi abu. Akan tetapi, betapa
terkejutnya mereka melihat keajaiban yang tidak
disangka-sangka. Setelah api padam, Nabi Ibrahim a.s.
tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran
api dengan selamat tanpa luka sedikit pun. Allah Swt.
menunjukkan kekuasaan dan kasih sayangnya kepada
Nabi Ibrahim a.s. dan kaumnya.
Begitulah, gigihnya perjuangan dakwah Nabi Ibrahim, sehingga kita dapat meneladani kegigihanya untuk kita terus semangat belajar dan beribadah kepada Allah swt.
PENILAIAN PRAKTIK BERCERITA:
FORMAT PENILAIAN PRAKTIK BERCERITA SDN KEDAUNG KALIANGKE 01 PAGI
No.
|
NAMA
|
PENILAIAN
|
Total Skor
(100)
|
Mental/Keberanian
(25)
|
Kelancaran
Berbicara
(25)
|
Gerak dan
Mimik Muka
(25)
|
Konten (Isi
Ceita)
(25)
|
1
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
dst
|
|
|
|
|
|
|
Komentar
Posting Komentar