~LAHIRNYA SANG KEKASIH PEMILIK JAGAT RAYA YANG PENUH CAHAYA~
~LAHIRNYA SANG KEKASIH PEMILIK JAGAT
RAYA YANG PENUH CAHAYA~
Oleh: Muh. Minan, M.Pd
Rasulullah
Muhammad SAW merupakan sosok makhluk yang dicintai oleh Allah SWT Dzat yang memiliki Jagat Raya. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:
(رواه مسلم) فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَدِ اتَّخَذَنِى خَلِيلاً كَمَا اتَّخَذَ
إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً
Sesungguhnya
Allah Ta’ala telah menjadikanku sebegai kekasih Nya sebagaimana dia juga
menjadikan Ibrohim sebagai kekasih Nya. (H.R. Muslim )[1]
Rasulullah
SAW dilahirkan pada hari Senin, tanggal 12 bulan Rabi'ul Awwal pada tahun Gajah.[2] Ada
yang berpendapat pada tanggal delapan. Ada juga yang berpendapat pada tanggal
sepuluh. Ada lagi yang berpendapat pada malam kedua belas.[3]
Az-Zubair bin Bakar menyatakan: “Beliau dilahirkan pada bulan Ramadhan”. Namun,
pendapat ini syaadz (ganjil). Yang demikian itu diceritakan oleh as-Suhaili dalam
ar-Raudhnya.[4]
Untuk hari kelahiran belilaul mlelmalnlg tidak ada perbedaan pendapat, karena
berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau bersabda: “Hari
tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu
untukku.” (HR. Muslim)
Memang Saat itu, bahkan hingga
masa keemasan Islam, Arab belum memiliki angka tahun, tahun hijriyyah pertama kali ada pada masa khalifah Umar bin Khattab. Sehingga penamaan tahun sebelum ada tahun islam diambilkan dari
peristiwa besar yang terjadi pada tahun itu. Tahun lahirnya Rasulullah SAW disebut
tahun gajah karena pada saat itu terjadi penyerbuan pasukan Gajah yang dipimpin oleh Raja Abrahah yang hendak
menghancurkan Ka’bah. Namun pasukan yang dipimpin Abrahah itu dihancurkan Allah
sebelum mencapai Ka’bah.
Saat
Rasulullah lahir, keluar Cahaya yang terang bersinar hingga menerangi istana-istana di Syam. Ibnu
Sa’ad meriwayatkan bahwa ibunda Rasulullah berkata, “Setelah bayiku lahir, aku
melihat ada cahaya yang keluar dari jalan lahirnya, menyinari istana-istana di
Syam.” Hal senada juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad ( Hadis ke-16.700)
وروى أحمد عن العرباض بن سارية رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أن
رسول الله قال : ( . . . وذكر الحديث وفيه : إِنَّ أُمَّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَتْ حِينَ وَضَعَتْهُ نُورًا أَضَاءَتْ مِنْهُ
قُصُورُ الشَّامِ)
Hal
tersebut juga diriwayatkan oleh Imam Al-Haitsami dalam kitab Majma Az-Zawaid: dengan
jalur sanadnya yang Hasan.
Hafidz
Ibnu Hajar mengatakan dalam ‘Fathul Bari, “ketika melahirkan, keluar darinya
cahaya yang menyinari rumah dan kota. Hal ini dikuatkan oleh hadits Irbad bin
Sariyah, dia berkata, saya mendengar Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam
bersabda:
إِنِّي عَبْد اللَّه وَخَاتَم النَّبِيِّينَ وَإِنَّ آدَم
لَمُنْجَدِلٌ فِي طِينَته , وَسَأُخْبِرُكُمْ عَنْ ذَلِكَ : إِنِّي دَعْوَة أَبِي
إِبْرَاهِيم , وَبِشَارَة عِيسَى بِي , وَرُؤْيَا أُمِّي الَّتِي رَأَتْ ,
وَكَذَلِكَ أُمَّهَات النَّبِيِّينَ يَرَيْنَ , وَإِنَّ أُمّ رَسُول اللَّه صَلَّى
اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَتْ حِين وَضَعَتْهُ نُورًا أَضَاءَتْ لَهُ قُصُور
الشَّام ) أَخْرَجَهُ أَحْمَد وَصَحَّحَهُ اِبْن حِبَّانَ وَالْحَاكِم وَفِي
حَدِيث أَبِي أُمَامَةُ عِنْد أَحْمَد نَحْوه اهـ
“Sesungghunya
aku adalah hamba Allah dan nabi terakhir dan Adam terlentang di atas tanah
(dalam bentuk ciptaan sebelum ditiup ruh). Aku akan memberitahu hal itu.
Sesungguhnya aku adalah doa ayahku Ibrahim dan kabar gembira Isa padaku serta
mimpi yang dialami ibuku, begitu juga ibu para nabi melihatnya. Sesungguhnya
ibunda Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam ketika melahirkan melihat cahaya
menyinari istana negeri Syam.” (HR. Ahmad dan dishohihkan oleh Ibnu Hibban dan
Hakim dalam hadits Abu Umamah dari Ahmad dan lainnya).
Dan
banyak dalil-dalil lainya lagi yang menguatkan, seperti dalam Sirah Ibnu Hisyam, Tafsir At-Thabari,
dan lain-lain.
فعن خالد بن معدان عن أصحاب رسول الله صلى الله عليه سلم
أنهم قالوا : يا رسول الله ، أخبرنا عن نفسك. قال : ( دعوة أبي إبراهيم ، وبشرى
عيسى ، ورأت أمي حين حملت بي كأنه خرج منها نور أضاءت له قصور بصرى من أرض الشام )
. رواه ابن إسحاق بسنده ( 1/166 سيرة ابن هشام ) ومن طريقه أخرجه الطبري في تفسيره
( 1/566) ، والحاكم في مستدركه ( 2/600) وقال : صحيح الإسناد ولم يخرجاه ، ووافقه
الذهبي ، وانظر السلسلة الصحيحة
وروى الطبراني أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ( ورأت
أمي في منامها أنه خرج من بين رجليها سراج أضاءت له قصور الشام ) حسنه الألباني في
صحيح الجامع.
Tidak hanya cahaya yang bersinar saat kelahiran beliau,
namun banyak sekali hal-hal yang sangat menakjubkan terjadi saat kelahiran
beliau, seperti padamnya api yang biasa dipakai sesembahan orang Majusi[5]
dan runtuhnya gereja di Bukhaira.[6]
Nabi Muhammad adalah Basarun
la Kal basyari. Bahkan dalam hal terlahir saja, nabi Muhammad tidak melalui
jalur Qubul(farji) seperti umumnya
manusia, sebagaimana diterangkan dalam kitab
Nihayatus Zain.
وَنقل
بعض الأفاضل عَن القليوبي وَعَن جمع من الْمُحَقِّقين أَنه صلى الله عَلَيْهِ
وَسلم لم يُولد من الْفرج بل من مَحل فتح فَوق الْفرج وَتَحْت السُّرَّة والتأم
فِي سَاعَته
وَنقل
عَن القَاضِي عِيَاض أَن مثله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم فِي ذَلِك جَمِيع
الْأَنْبِيَاء وَالْمُرْسلِينَ لَكِن قَالَ الْعَلامَة التلمساني وكل من
الْأَنْبِيَاء غير نَبينَا مولودون من فَوق الْفرج وَتَحْت السُّرَّة وَأما نَبينَا
فمولود من الخاصرة الْيُسْرَى تَحت الضلوع ثمَّ التأم لوقته خُصُوصِيَّة لَهُ
فَتحصل لَك من هَذِه أَنه لم يَصح نقل بولادته من الْفرج وَكَذَا غَيره من
الْأَنْبِيَاء وَلِهَذَا أفتى الْمَالِكِيَّة بقتل من قَالَ إِن نَبينَا ولد من
مجْرى الْبَوْل
“Sebagian
dari orang-orang yang utama mengutip dari al-qulyubiy dan dari sekelompok
ulama' yang menjelaskan hukum beserta dalilnya (muhaqqiq) bahwa sesungguhnya
Rosulullohi shollallohu 'alaihi wasallam itu tidak dilahirkan melalui farji,
akan tetapi beliau dilahirkan melalui tempat yang dibuka yang berada di atas
farji dan di bawah pusar dan menjadi rapat kembali dalam satu saat.
Dan
dinuqil dari al-qodli 'iyadl : sesungguhnya seperti halnya Nabi shollallohu
'alaihi wasallam adalah kesemuanya para nabi dan para utusan, akan tetapi
al-allamah at-tilamsaniy berkata : setiap nabi selain nabi kita shollallohu
'alaihi wasallam itu dilahirkan melalui tempat yang berada di atas farji dan di
bawah pusar sedangkan nabi kita itu dilahirkan melalui lambung bagian kiri di
bawah tulang rusuk dan kemudian kembali rapat (menutup) pada waktunya, sebagai
keistimewaan khusus baginya, maka kesimpulan bagimu dari keterangan ini
sesungguhnya tidak benar kutipan tentang dilahirkannya nabi melalui farji
begitu pula nabi-nabi yang lain, dan karena hal inilah ulama' madzhab Malikiyah
berpendapat untuk membunuh orang yang mengatakan bahwa nabi kita dilahirkan
melalui tempat keluarnya air kencing.”
Sehingga
sangat sepatutnya bagi kita sebagai umat-Nya, mempercayai akan
keajaiban-keajabian yang terjadi pada diri Rasulullah SAW, walau terkesan
sekilas memang tidak masuk akal, karena semua itu adalah kehendak Allah SWT
pemilik jagat raya sebagai kehususan pada Kekasih-Nya.
Wallahu a’lam bis showab
[1] HR.
Muslim no. 532 dari shahabat Jundub Rodhiyallahu ‘anhu.
[2] Ibnu
Sa'ad meriwayatkan darinya dalam ath-Thabaqaatul Kubraa (I/81), Ibnu Hibban
dalam ats-Tsiqaat (I/14), ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabiir (nomor hadis 12.432),
[3] Ini
adalah pendapat jumhur, sebagaimana yang tertulis di dalam al-Bidaayah wan Nihaayah
( Juz II/ hal. 242) . Pendapat ini diringkas oleh Ibnu Ishaq dalam as-Siirah
(juz I/hal. 159), IbnuJarir dalam Taariikhnya (Juz II/ hal. 162), dan al-Baihaqi
dalam Dalail-nya ( Juz I/hal. 174)
[5] Imam
Al Mawardi Abul Hasan Ali bin Muhammad bin Al Habib Al Bashri Al Baghdadi,
A’lamun Nubuwwah halaman 182-183.
[6] diriwayatkan
Al Baihaqi dan dinukil oleh Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri dalam Ar
Rakhiqul Makhtum.
Komentar
Posting Komentar